-->
Home » , , » Isu-Isu terkait Konfirmasi Audit

Isu-Isu terkait Konfirmasi Audit

Written By YCS on Wednesday, January 11, 2017 | 3:49 PM

Postingan kali ini kita mencoba membahas beberapa isu yang terkait dengan prosedur konfirmasi. Kadangkala, kita sebagai auditor menemukan beberapa situasi yang tidak banyak diatur di dalam suatu standar. Namun, isu-isu tersebut biasanya diatur dalam suatu Interprestasi Standar.

KONFIRMASI DALAM PERIODE INTERIM

Konfirmasi  yang dilakukan mendekati tanggal laporan keuangan akan memberikan bukti yang lebih andal. Namun, sebagai suatu cara penyelesaian suatu audit secara tepat waktu, sering diperlukan untuk melakukan konfirmasi piutang pada tanggal interim. Hal ini diperbolehkan jika pengendalian intern dinilai cukup dan dapat memberikan keyakinan memadai bahwa penjualan, penerimaan kas, dan kredit lainnya telah dicatat secara memadai antara waktu konfirmasi dan akhir periode akuntansi. Auditor cenderung mempertimbangkan faktor lainnya dalam membuat keputusan, termasuk materialitas dari piutang dan risiko auditor mendapatkan tuntutan karena kemungkinan klien mengalami bangkrut atau risiko sejenisnya.
Jika diputuskan untuk melakukan konfirmasi piutang sebelum tanggal akhir tahun, auditor biasanya mempersiapkan schedule roll-forward yang merekonsiliasi saldo piutang pada tanggal konfirmasi ke saldo piutang pada tanggal laporan keuangan. Sebagai tambahan bagi prosedur analitis terhadap aktifitas selama periode antara tersebut, mungkin diperlukan untuk menguji keterjadian transaksi antara tanggal konfirmasi dan tanggal laporan keuangan. Auditor dapat melakukan pengujian tersebut dengan cara menguji dokumen internal, seperti invoice penjualan, dokumen pengiriman, dan bukti penerimaan kas.

TINDAK LANJUT ATAS KONFIRMASI TIDAK DIJAWAB

Tidaklah layak untuk menyimpulkan konfirmasi yg dikirim namun tidak dikembalikan oleh konsumen, dipandang sebagai bukti audit yang signifikan. Sebagai contoh, tidak ada respon terhadap konfirmasi positif tidak dapat menjadi bukti audit. Sama halnya konfirmasi negatif, auditor seharusnya tidak menyimpulkan bahwa konsumen telah menerima surat konfirmasi dan telah memverifikasi informasi yang ditanyakan. Namun, konfirmasi negatif menyediakan suatu bukti asersi keberadaan.
Ketika konfirmasi positif digunakan, standar audit mensyaratkan prosedur tindak lanjut terhadap konfirmasi yang tidak dikembalikan oleh konsumen. Umumnya, auditor akan mengirim surat konfirmasi kedua dan bahkan ketiga. Bahkan setelah dilakukan usaha tersebut, beberapa konsumen tetap tidak menjawab surat konfirmasi, sehingga diperlukan tindak lanjut berupa prosedur alternatif.
Confirmation: Alternative Procedures
Confirmation: Alternative Procedures
Tujuan dari prosedur alternatif adalah menggunakan prosedur lainnya untuk menentukan apakah akun yang tidak terkonfirmasi memang benar ada dan disajikan secara memadai pada tanggal konfirmasi. Untuk konfirmasi positif yang tidak dijawab, auditor dapat memeriksa dokumentasi berikut ini untuk memverifikasi keberadaan dan akurasi transaksi-transaksi penjualan yang membentuk saldo akhir akun piutang:
  1. Penerimaan Kas Setelah tanggal Konfirmasi
    Bukti penerimaan kas setelah tanggal konfirmasi, termasuk memeriksa surat pemberitahuan pengiriman uang (remittance advices), jurnal dalam pencatatan penerimaan kas, atau bahkan mungkin jurnal kredit dalam master file piutang. Pada satu  sisi, pemeriksaan bukti penerimaan kas setelah tanggal konfirmasi merupakan prosedur alternatif yang sangat berguna karena menjadi logis untuk mengasumsikan bahwa konsumen melakukan pembayaran karena terdapat piutang atas nama konsumen tersebut. Pada sisi lainnya, pembayaran tidak menjamin bahwa piutang tersebut memang ada pada tanggal konfirmasi. Sebagai tambahan, auditor seharusnya berhati-hati untuk mencocokan setiap transaksi penjualan yang belum dibayar, dengan bukti pembayaran setelahnya, karena mungkin nilainya tidak cocok karena ada dispute terkait nilai invoice.

  2. Duplikasi Invoice Penjualan
    Pemeriksaan duplikasi invoice, berguna untuk memverifikasi bahwa piutang untuk 1 invoice penjualan. Ada kalanya, suatu penjualan diterbitkan invoice 2 x, sehingga piutang tercatat 2 x.

  3. Dokumen Pengiriman
    Pemeriksaan dokumen pengiriman menjadi penting dalam menentukan apakah penjualan/ pengiriman benar-benar aktual dan juga untuk pengujian cutoff/ pisah batas.

  4. Korespondensi dengan Klien
    Biasanya, auditor tidak perlu mereviu korespondensi sebagai bagian dari prosedur alternatif, namun korespondensi dapat digunakan untuk mengungkapkan piutang yang dispute atau diragukan, yang tidak terungkap  dengan cara lainnya.

KONFIRMASI AUDIT SECARA ELEKTRONIK

Auditor umumnya akan melakukan konfirmasi saldo kas, kecuali risiko salah saji material adalah rendah untuk asersi keberadaan kas. Pada beberapa kasus, auditor dapat membuat wawancara secara online terkait informasi saldo bank klien, meskipun langkah tersebut merupakan prosedur alternatif, bukan prosedur konfirmasi.
Konfirmasi elektronik yang dikendalikan secara memadai, dapat menjadi bukti audit yang andal. Makin banyak auditor menggunakan cara elektronik untuk mengkonfirmasi saldo kas dan pinjaman.
Untuk mengandalkan proses konfirmasi  elektronik, auditor perlu yakin terhadap integritas dari proses tersebut.

MANAJEMEN MEMINTA UNTUK TIDAK MELAKUKAN KONFIRMASI

Terkadang, untuk alasan tertentu, manajemen meminta auditor untuk tidak mengkonfirmasi saldo tertentu atau informasi lainnya. Alasan tersebut antara lain karena ada dispute antara manajemen dan konsumen, terkait dengan nilai piutang. Sebagai contoh, konsumen suatu tabungan dan pinjaman mungkin meminta untuk tidak menerima “monthly statements” atau notifikasi sejenisnya. Alasan umum lainnya adalah saldo yang dispute antara klien dan konsumen.
Namun, permintaan tersebut dari manajemen dapat menjadi menipu untuk mengalihkan perhatian auditor dari transaksi yang tidak wajar. Adanya dispute dengan konsumen juga tidak dapat menjadi alasan cukup untuk tidak melakukan konfirmasi. Hanya surat representasi manajemen terkait  dengan masalah tersebut juga tidak dapat menjadi bukti audit yang cukup.
Dampak dari permintaan tersebut terhadap risiko audit merupakan faktor penting. Dengan mengasumsikan auditor telah mengumpulkan bukti kolaboratif terkait alasan-alasan untuk tidak melakukan konfirmasi, auditor seharusnya melaksanakan prosedur alternatif, seperti memeriksa penerimaan kas di masa mendatang, untuk menjamin bahwa pembayaran memang berhubungan dengan saldo piutang yang dipertanyakan.
Tergantung pada risiko salah saji material, sifat dari saldo, dan ketersediaan bukti audit, auditor dapat juga menguji dokumen pengiriman (dengan asumsi cukup pemisahan fungsi), bukti eksternal pesanan pembelian dari konsumen, bukti pihak ketiga terkait pengiriman, invoice penjualan, kontrak, atau dokumentasi yang relevan lainnya.
Jika permintaan manajemen bahwa auditor agar tidak mengkonfirmasi saldo tertentu atau informasi lainnya adalah tidak masuk akal atau menyebabkan adanya pembatasan lingkup audit secara signifikan, auditor biasanya akan menolak memberikan pendapatan atau menarik diri dari penugasan. Auditor dapat mencari saran dari bagian hukum.

KONFIRMASI SYARAT-SYARAT DARI PERJANJIAN KOMPLEKS ATAU TIDAK BIASA

Auditor seharusnya mengasumsikan adanya risiko tinggi dari salah saji material karena adanya fraud terkait dengan pengakuan pendapatan. Risiko pengakuan pendapatan dapat bersembunyi dalam perjanjian skema “bill-and-hold” dan skema pisah batas penjualan. Sebagai tambahan, manajemen mungkin saja meng-override kontrol atas suatu kontrak proyek/ penjualan jangka panjang.
Transaksi "round-trip" atau "linked" dapat menjadi perhatian dalam industri dimana para anilis lebih fokus pada pendapatan dari pada pengukuran laba. Transaksi “round-trip” terjadi ketika suatu bisnis atau organisasi mencatat transaksi penjualan yang tampaknya valid ke konsumen, namun mengembalikan hasil penjualan ke konsumen setelah transaksi tersebut, dan pengembalian tersebut sering dalam periode akuntansi yang berbeda.
Sebagai tambahan konfirmasi atas saldo, auditor seharusnya mempertimbangkan meminta konfirmasi atas syarat-syarat dari perjanjian yang kompleks atau tidak biasa dan keberadaan “side agreement”, dimana terdapat risiko signifikan terkait pengakuan pendapatan. Enron menggunakan special-purpose entities (SPEs) untuk menghindari konsolidasi utang, aset usang, dan kerugian. Side agreement yang mengkompensasi para pemodal untuk kerugian yang ditanggung oleh SPE, diduga tidak diungkapkan kepada  auditor. Side agreement tersebut sering melibatkan penerbitan saham tambahan Enron.
Pengetahuan atas fakta-fakta tersebut tampaknya akan mendorong auditor untuk menyimpulkan bahwa konsolidasi akan menjadi lebih layak untuk diterapkan. Auditor mungkin dapat mendeteksi “side agreement” tersebut dengan cara konfirmasi keberadaan “side agreement”. Konfirmasi tersebut seharusnya dialamatkan ke personil yang familiar dengan syarat-2 transaksi, seperti pejabat countersign, daripada pegawai level bawah.

KONFIRMASI LIABILITAS USAHA DAN TRANSAKSI PIHAK ISTIMEWA

Banyak auditor memilih untuk mengidentifikasi adanya liabilitas tidak tercatat, seringkali selama masa akhir pekerjaan lapangan, sebagai suatu alternatif untuk konfirmasi liabilitas usaha. Namun, konfirmasi liabilitas usaha dapat menjadi efektif dalam mendeteksi transaksi “round-trip”, khusus dimana “sisi beli” dari transaksi ini belum terselesaikan sampai  dengan setelah akhir audit lapangan untuk bagian pembelian.
Saat konfirmasi liabilitas usaha digunakan untuk tujuan tersebut, biasanya auditor akan menggunakan formulir “blank”, yang menanyakan responden untuk mengisi saldo yang dikonfirmasi. Juga, akan dapat efektif untuk meminta responden untuk menjawab daftar saldo liabilitas secara detail, dan juga informasi tentang transaksi pertukaran/ kompensasi, yang melibatkan pertukaran secara seimbang/ sama.
Risiko fraud juga dapat bersembunyi dalam transaksi hubungan istimewa dan transaksi yang melibatkan para pihak yang berkepentingan. Auditor seharusnya memperoleh pemahaman tentang sifat bisnis untuk transaksi tersebut dan mempertimbangkan mengkonfirmasi syarat-2 yang disepakati dengan pihak lain terkait transaksi tersebut. Juga, karena manajemen dapat berada di kedua sisi dari transaksi tersebut, auditor mungkin ingin mencari bukti audit dari pihak intermediator, seperti bank, penjamin, agen, atau pengacara.

PENGHILANGAN PROSEDUR ALTERNATIF KONFIRMASI

Jika auditor puas atas prosedur alternatif yang dilakukan, maka tidak ada batasan ruang lingkup dan laporan auditor tidak perlu membuat referensi penghilangan prosedur konfirmasi atau prosedur alternatif. Prosedur alternatif relevan mungkin dapat diabaikan jika kondisi berikut ada: (1) jumlah agregat konfirmasi yang tidak direspon, yang diproyeksikan 100% salah saji, tidak akan mempengaruhi keputusan auditor terkait apakah laporan keuangan salah saji secara material, dan (2) auditor tidak mengidentifikasi adanya bias atau kesamaan yang tidak biasa diantara para responden yang tidak menjawab.
Identifikasi kesamaan tersebut – sebagai contoh, bahwa konsumen yang tidak merespon berada di wilayah pemasaran tertentu, atau merupakan konsumen baru, atau didominasi sebagai konsinyasi – dapat mengindikasikan adanya bias tersebut. Faktor yang tidak biasa atau karakteristik sistemik belum tentu selalu menjadi bukti.
Share this article :

0 comments:

Post a Comment

Total Pageviews

  • Posts
  • Comments
  • Pageviews



 
Support : IIA Website | CPA Room | Your Link
Copyright © 2015. Internal Auditor's Corner - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Modified by CaraGampang.Com
Proudly powered by Blogger